Senin, 13 Februari 2012

Cerita masa kecil, prestasi kecil, ini ceritaku, apa ceritamu?

Hey kawan…

Semenjak kecil aku sudah dituntut orang tuaku, terutama ibuku, beliau selalu memberikan dukungannya agar aku rajin belajar. Namaku Choirul Rikza biasa dipanggil Rikza, Awalnya aku selalu diajari membaca dan menulis oleh ibu. Sampai aku mengawali sekolahku di TK Roudhotul Atfal Sinanggul II sebuah Desa yang ada di kabupaten Jepara pada tahun 1994 selama hampir dua tahun, karena saat pertama aku masuk TK usiaku belum sampai empat tahun dan aku masuknya pun di tengah-tengah CAWU, saat itu masih CAWU (Catur Wulan / tiga kali ujian ) karena pada saat itu anak-anak seumuranku disekitar lingkunganku sudah pada sekolah, jadinya aku ngotot ingin segera sekolah, dan akhirnya ibuku menyekolahkanku.

Pada awal tahun aku sekolah, aku masih banyak diam karena memang siswa paling kecil, tapi ketika menjelang akhir-akhir tahun aku mulai nakal dan bandel, karena aku punya dua sahabat, Samsul dan Sholeh. Kami duduk sebangku bertiga. Saat itu kami paling terkenal nakal dan bandelnya ketika ada dikelas, para guru pun jadi kesal dengan kami bertiga, sampai-sampai tempat duduk kami dipindah berkali-kali, bisa jadi hampir tiap hari tempat duduk kami selalu dipindah buguru. Dan ketika menjelang kenaikan kelas menuju sekolah tingkat SD. Ternyata aku harus tinggal kelas, karena ditunjau dari segi umurku yang belum sampai lima tahun dan juga faktor kenakalnku yang masih belum stabil. Aduh….tinggal kelas deh…! Awalnya aku menangis, tapi akhirnya aku bisa menerimanya. Temenku Samsul melanjutkan di MI Miftahul Falah Sinanggul II dan Sholeh melanjutkan di SDN 05 Sinanggul.

Ditahun kedua aku sudah tidak nakal lagi, karena sahabatku dulu sudah naik kelas semua. Hari-hariku lebih banyak aku habiskan untuk belajar. Aku sangat rajin. Di tahun kedua ini aku sering mendapatkan pujian dari guru, karena kecerdasanku semakin hari semakin meningkat, bahkan ibu-ibu dari temanku pada kagum denganku. Tapi …..masih ada hal yang negatif dari aku, aku terlalu boros, makanya aku sering dimarahi ibuku. Bahkan aku pernah mencuri di kantin sekolah, akhirnya aku dilaporkan buguru pada ibuku. Sampai dirumah, aku dijewer deh.

Akhirnya pada tahun 1996 aku naik kelas. Aku masuk kelas satu di MI Miftahul Falah Sinanggul II, sekolah setingkat SD namun berbasis islami. Ibuku memilih MI karena lebih dekat dengan rumahku, disamping itu agar aku bisa lebih mengenal tentang agama islam. dari kelas satu hingga kelas enam aku punya banyak cerita unik. Di kelas 1 dan jumlah teman sekelasku 49 siswa. Dari sinilah aku mulai menunjukkan kecerdasanku, meski tidak pernah mendapat peringkat 3 besar, dan hanya peringkat 4. uniknya dari cawu satu hingga cawu 3 aku selalu Peringkat 4.

Kemudian kelas 2, karena lebih sulit maka pada cawu 1 aku peringkat 5, dan diawal cawu inilah aku mulai lancar membaca. Lalu cawu 2 aku peringkat 8, karena aku mengalami sakit yang cukup parah yaitu sakit lever dan tifus, hampir satu bulan aku tidak sekolah. Wajarkan jika peringkatku makin jelek. Namun pada cawu 3 aku berusaha bangkit dan rajin belajar, akhirnya dapat peringkat 6.


Kemudian kelas 3 sekolahku berjalan seperti biasa belum ada kisah yang menarik tapi aku punya teman namanya musyafak, tapi aku sedih karena pada akhir kenaikan kelas dia tidak naik kelas. Prestasiku seimbang, aku mulai banyak dikenal guru, terutama pak Mujib. Belia seperti meng-anak emaskan aku, karena setiap aku di beri pertanyaan aku selalu bisa menjawabnya, sampai pada suatu saat para siswa diberi pertanyaan ”siapa yang bisa mengerjakan soal di papan tulis?” yang bisa jawab maka boleh pulang duluan…

Aku langsung tunjuk jari, dan maju kedepan aku kerjakan dan akhirnya bisa dan selesai. Aku senang sekali karena pulang duluan.hhe..Dikelas tiga tidak dikasih peringkat untuk semua siswa. Juga ada teman baru, namanya Lina, anaknya cantik tapi pendiam.

Kemudian kelas 4, disinilah pergaulan mulai ada dan dari sinilah teman-temanku mulai kelihatan prestasi yang sesungguhnya. Ada Pratiwi, Mudayani, Nur Abidin, Vela, Andi dll. Prestasiku juga semakin baik, Tapi yang paling sering bersaing denganku adalah Vela dan Andi, di cawu 1 masuk peringkat 3 besar. Aku dapat peringkat 3. aku mengalahkan Vela, dia endapat peringkat 4, namun ketika cawu 2 vela mendapat peringkat 3. Dan juga dicawu 2 ada anak baru namanya Fatah, awalnya biasa saja, lambat laun mulai bersaing. Dikelas 4 aku punya guru killer, mengajar Matematika, bayangkan saja, pengajar Matematika???!! beliau boleh dibilang sangat galak, karena sering menyuruh siswa untuk maju kedepan mengerjakan soal, dan jika tidak bisa maka selalu dipukuli pake penghapus, dikepala lagi, tapi nasib selalu baik padaku, karena aku selalu bisa menjawab dan mengerjakan soal yang diberikan. Nah…disinilah teman-teman mulai pada dekat denganku, terutama teman sebangkuku, Sabil dan Agus. Mereka selalu berusaha menyontek ke aku, dan disinilah aku mulai menjual ilmuku, misal 1 jawaban Rp 100,- dan seterusnya.hhe..yach wajarlah karena memang keluarga mereka termasuk orang yang lebih mampu dari keluargaku.Tapi aku terkejut dan seperti tidak percaya, karena aku dapat peringkat 26 dari 44 siswa dikelasku, aku langsung pulang sambil nangis. Saya langsung menyuruh ibuku kesekolah untuk protes, ternyata bukan kesalahan tapi memang itu adalah peringkat untukku, akhirnya aku merenunginya, bahwa selama ini aku memang sering bermain, tidak pernah belajar dan nakal disekolah. Yach mungkin karena aku selalu menjual jawaban ualangan dan mejual ilmu. Di cawu 3 aku mulai bangkit lagi, aku menyadari yang telah aku lakukan di cawu 2 adalah salaha. Akhirnya aku dapat peringkat 6 dan Andi dapat peringkat 5.

Lalu di kelas 5, prestasiku juga lebih baik, aku dapat peringkat 5 dan andi dapat peringkat 6, di cawu 2 aku dapat peringkat 6. namun ada kesedihan mendalam ternyata Agus harus berhenti sekolah karena tidak naik kelas dan dia memaksa ingin naik kelas 5, awal-awal kelas lima dia ikut naik namun beberapa hari kemudian ada guru yang tau, sehingga dia harus tinggal di kelas 4, karena merasa malu. Makanya dia tidak mau sekolah lagi. Sungguh menyedihkan. Kisah berlanjut di cawu 2 aku dapat peringkat 7 Andi peringkat 6, secara mengejutkan Fatah dapat peringkat 5. tapi di cawu 3 aku kembali bangkit aku dapat peringkat 6 dan Andi peringkat 7 fatah tetap peringkat 5. Cerita yang masih teringat dikelas 5 adalah, ketika main sepak bola antar kelas, aku tidak pernah di pasang, sungguh hal yang paling mengherankan, padahal ketika main sepak bola disekitar rumah aku selalu di mainkan. Dan ketika aku punya sepatu mirip yang dipakai Vela, aku selalu di ejek dan dijodoh-jodohkan dengan dia…Aneh ya…maklum masa kecil.hhe.

Kelas 6, masa-masa paling ditakutkan, karena paling menentukan kelulusan siswa. Dari cawu pertama aku mulai rajin belajar supaya lulus Ujian Nasional. Disini juga mulai kelihatan teman-teman cewek sekelasku yang cantik. Tapi karena aku tidak begitu mempedulikannya. Aku tetap fokus pada ujian Nasional. Cawu 1 saya dapat peringkat 5 andi peringkat 6, dan cawu 2 dan 3 juga peringkat 5. Andi dan Fatah sudah tidak aku urus lagi berapa peringkat mereka. Cerita uniknya aku pernah bertengkar dengan Erik, aku boleh berbangga, boleh dibilang aku mengalahkannya, karena hidungnya sampai berdarah. Tapi karena dia punya genk, jadinya saya dikeroyok. Tapi saya tetap bangga. Padahal hanya gara-gara keroyokan kartu gambar..aneh ! dan sampai dirumah aku dimarahin ibu karena ibunya Erik marah-marah pada ibuku. Juga bertengkar dengan Khanafi sebabnya lupa. Juga kurni lupa juga sebabnya. Hal yang paling mengesankan adalah ketika saat ulangan aku mendapat nilai 7, aku senang sekali, meski cuma nilai 7, karena nilai tertinggi saat ulangan matematika, tepatnya pada bab Akar-akaran. Tapi ironisnya ketika aku disuruh maju, aku ga tau rumusnya, karena aku jawabanku benar tapi tanpa rumus, maklum aku menghafalnya…bole dibilang aku itu orang yang kurang beruntung dalam hal nilai raport dan peringkate padahal nilai sehari-hari bagus terus..hhee

Hari-hari menjelang Ujian Nasional mulai tiba. Aku melupakan semuanya dan fokus pada belajar. Ujian pun tiba. Akhirnya umumkan, bahwa semuanya lulus. Dan aku dapat peringkat 4 Ujian Nasional disekolahku, yang membuat aku senang adalah aku bisa mengalahkan Vela, karena dia dapat peringkat 5, padahal semenjak aku dapat peringkat 26 aku sudah tidak bisa mengalahkan dia. Karena prestasi cukup baik, makanya aku diijinin orang tua untuk ikut PIKNIK ke Jawa Timur (Gua Maharani, gua Akbar), bonbin, dll

by :choirul rikza

Tidak ada komentar: