Rabu, 29 Juni 2011

MESIN2


4.2.  Marine Engine
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam praktikum di BBPPI, didapatkan bahwa kapal kapal yang dimiliki oleh BBPPI, semuanya memakai mesin dalam (Inboard Engine). Dimana kapal kapal tersebut adalah kapal Trawler dan kapal Purse Seiner, kapal ini memiliki jangkauan daerah penangkapan (fishing ground) umumnya pada perairan lepas pantai sampai ZEE dan waktu melaut (fishing days) relatif lebih lama lebih dari 15 hari serta ukuran GT kapal lebih besar dari 30 GT. Cara pemasangan mesin dalam (Inboard Engine) adalah mesin diikatkan dengan beberapa baut pada pondasi mesin, balok pondasi mesin diikat dengan beberapa baut pada frame (gading) kamar mesin yang biasanya mempunyai jarak lebih rapat dan ukuran gading lebih besar dibandingkan dengan gading bagian lainnya.
Marine engine merupakan mesin khusus yang digunakan untuk menggerakkan kapal di laut. Marine engine mampu menghasilkan tenaga yang besar dan kecepatan yang optimal untuk mendukung dalam operasi penangkapan ikan. Marine engine menggunakan tenaga yang dihasilkan dari pembakaran untuk menggerakkan kapal. Keunggulan dari mesin ini yaitu menghasilkan tenaga yang besar dengan rpm yang kecil sehingga kerja mesin lebih efektif dan efisien, mesin tidak mudah berkorosi, dan lebih tahan banting.
4.2.1.  Proses pembakaran marine engine
          Cara pengoperasian marine engine pertama-tama dengan mengecek kesiapan dari masing-masing bagian yaitu kran, bahan bakar dan filter bahan bakar, oli, radiator atau pendingin mesin, aki setelah itu menuju pada panel, dan kontak untuk menyalakan mesin.
          Cara kerja dari marine engine yaitu setelah mesin dinyalakan maka bahan bakar akan mengalir menuju filter, setelah difilter bahan bakar akan melalui bosfom dan dipompa menuju injector, kemudian dari injector bahan bakar yang sudah bercampur dengan udara disemprotkan dalam bentuk kabut yang selanjutnya akan dikompresi hingga mencapai suhu tertinggi dan akhirnya terbakar, muncul ledakan dan dihasilkan tenaga. Ledakan akan terjadi secara bergantian, dan sisa pembakaran akan dibuang melalui saluran yang menuju pada knalpot.
a. langkah hisap
Langkah pertama adalah menghisap melalui piston dari karburator. Pasokan bahan bakar tidak cukup hanya dari semprotan karburator. Cara kerjanya adalah sebagai berikut, piston pertama kali berada di posisi atas atau disebut Titik Mati Atas (TMA), lalu piston menghisap bahan bakar yang sudah disetting/dicampur antara bensin dan udara di karburator. Piston kemudian mundur menghisap bahan bakar, untuk membuka, diperlukan klep atau valve inlet yang akan membuka pada saat piston turun/menghisap ke arah bawah. Gerakan valve atau inlet diatur oleh camshaft secara mekanis. Yakni, camshaft mengatur besaran bukaan klep dengan cara menekan tuas klep.
b. langkah kompresi
Langkah ini adalah lanjutan dari langkah di atas. Setelah piston mencapai titik terbawah di tahapan intake/hisap, lalu valve intake tertutup, dan dilakukan proses kompresi, yakni, bahan bakar yang sudah ada di ruang bakar dimampatkan. Ruangan sudah tertutup rapat karena kedua valve (intake dan exhaust) tertutup. Proses ini terus berjalan sampai langkah berikut yakni meledaknya busi di langkah selanjutnya.
c. langkah ekspansi
Lahap berikutnya adalah busi pada titik tertentu akan meledak setelah piston bergerak mencapai titik mati atas dan mundur beberapa derajat. Jadi, busi tidak meledak pada saat piston di titik paling atas (disebut titik 0 derajat), tetapi piston mundur dulu, baru meledak. Hal ini dikarenakan untuk menghindari adanya energi yang terbuang sia-sia karena pada saat piston di titik mati atas, masih ada energi laten (yang tersimpan akibat dorongan proses kompresi). Jika pada titik 0 derajat busi meledak, bisa jadi piston mundur tetapi mengengkol crankshaft ke arah belakang (motor mundur ke belakang, bukan memutar roda ke depan). Setelah proses pembakaran, maka piston memiliki energi untuk mendorong crankshaft yang nantinya akan dialirkan melalui gearbox dan sproket, rantai, dan terakhir ke roda.
d. langkah pembuangan
Langkah terakhir ini dilakukan setelah pembakaran. Piston akibat pembakaran akan terdorong hingga ke titik yang paling bawah, atau disebut Titik Mati Bawah (TMB). Setelah itu, piston akan mendorong ke depan dan klep exhaust membuka sementara klep intake tertutup. Oleh karena itu, maka gas buang akan terdorong masuk ke lubang Exhaust Port (lubang sambungan ke knalpot). Semua sisa gas buang akibat pembakaran dibuang melalui lubang sambungan yang menuju knalpot. Setelah bersih kembali, mengulangi langkah ke 1 lagi.
4.2.2.  Pelumasan
Sistem pelumasan pada mesin terjadi selama mesin bekerja untuk melindungi mesin agar tidak cepat aus. Pompa oli berhubungan dengan mesin induk, sehingga saat mesin dinyalakan secara otomatis oli akan dipompa menuju carter oli, filter oli dan dialirkan ke seluruh bagian mesin. Terakhir oli yang sudah melumasi mesin sebelum kembali ke dalam ruang oli akan didinginkan terlebih dahulu.
4.2.3.  Pendinginan
Mesin yang terus bergerak juga perlu didinginkan, pada mesin disebut juga sebagai sistem pendinginan. Seiring dengan kerja mesin yang terus menerus maka mesin menjadi panas dengan suhu yang tinggi, oleh karena itu mesin perlu didinginkan dengan radiator yang berisi air tawar. Air tawar akan terus mengalir keseluruh bagian mesin untuk mendinginkan mesin-mesin yang menjadi panas. Air kemudian kembali ke dalam tangki dalam kondisi yang panas, untuk mendinginkan air tawar tersebut digunakan air laut. Air laut disedot melalui pipa kemudian difilter, air yang sudah difilter dialirkan menuju bagian tangki penampungan air, masuk ke dalam pipa-pipa kapiler kecil yang ada di tanki sehingga air laut tidak bercampur dengan air tawar, air laut terus mengalir melalui pipa kapiler mendinginkan air radiator yang panas kemudian keluar melalui pipa pembuangan yang ada di lambung kapal.
          Sistem pelumasan pada mesin terjadi selama mesin bekerja untuk melindungi mesin agar tidak cepat aus. Pompa oli berhubungan dengan mesin induk, sehingga saat mesin dinyalakan secara otomatis oli akan dipompa menuju carter oli, filter olin dan dialirkan ke seluruh bagian mesin. Terakhir oli yang sudah melumasi mesin sebelum kembali ke dalam ruang oli akan didinginkan terlebih dahulu.

4.3.    Mesin Hidrolik
          Mesin hidrolik merupakan mesin yang digunakan untuk menggerakkan alat bantu penangkapan ikan sehingga memudahkan dalam pengoperasian penangkapan ikan. Mesin hidrolik digerakkan dengan motor listrik secara hidrolik dengan menggunakan oli. Mesin yang sudah dihidupkan akan memompa oli yang ada dalam tangki menuju ruang filter selanjutnya dipompa menuju control pulf atau disebut handle-handle. Mesin hidrolik biasanya terdiri dari beberapa control pulf yang masing-masing berfungsi untuk menggerakkan alat bantu tertentu. Control pulf berfungsi sebagai pengendali aliran oli yang dipompakan menuju alat bantu penangkapan, bersifat double action yaitu dapat digerakkan untuk maju atau mundur, serta mengatur kecepatan gerak alat bantu penangkapan ikan sesuai yang diperlukan. Oli yang telah dipompa akan menggerakkan alat bantu penangkapan tersebut.
       Mesin hidrolik sama halnya dengan mesin yang lain perlu didinginkan untuk menjaga mesin tidak rusak. Saat control pulf ditutup maka oli dari alat bantu akan kembali menuju tanki, namun sebelum masuk ke tanki oli tersebut didinginkan terlebih dahulu di tanki pendingin atau disebut kondensor baru setelah itu kembali menuju tangki.

Tidak ada komentar: