Rabu, 02 Maret 2011

cenat-cenutku di dipo .....[*kemarin sebelum lepaskan jabatan!]

Assalamujalaikum warrohmatullahi wabarokatuh,
Salam budaya,
Teman2ku semua di teater diponegoro yang sangat saya hormati dan saya sayangi, teman2 adalah sumber semangat dan inspirasiku, sumber pemulih kepercayaan diri bagiku. sudah sejak lama kita bersama2 menjalani proses, kita tak pernah tau apa yang akan terjadi di masa futuristik, kita sudah menjalani proses ini selama 2 tahun lebih (bagi yg seangkatan dgnku), saya pun menyadari bahwa diri saya banyak kekurangan, banyak kegiatan yang tak mampu saya realisasikan, bahkan banyak kejadian yang menjadikan perpecahan di antara kita, sejujurnya aku pun tak mau hal ini terjadi, saya seharusnya menyadari akan pentingnya pengetahuan organisasi, namun yang terjadi aku tak banyak tau tentang organisasi, dan pada akhirnya UKM teater dipo ini tak berjalan semestinya, bahkan boleh dibilang illegal , saya pun tak menampik dan tak marah apabila saya dianggap illegal, disamping itu saya pun tak mau menyalahkan senior-senior dipo ataupun pendahulu2 saya di teater dipo yang selama ini juga tak pernah mengajari aku tentang keorganisasian, keteateran, kebersamaan, dll. Bahkan dalam setahun aku pun merasa tak di beri apa2, tak ada kegiatan. Ehmm… pernah ada kegiatan produksi dngan naskah “KUYANG”, namun proses itu tak berjalan, hanya bberapa sekitar 2 minggu saja, sejak saat itu saya mulai bosan dengan teater. Dan tak merasa malu juga, dalam waktu 8 bulan pun aku hanya mengenal 4 orang seangkatan saya, yaitu Dyah, Indah, ana, dan Hendra. Aku baru mengenal Yang lain setelah 8 bulan pertama, yah,,,,itu saat mau produksi “KUYANG”. Akupun belum ikut diksar,
Menujulah akhir tahun 2008/2009 kepengurusan Mr. X, saat itu aku mendapat sms dari sigheru, bahwa hari jumat “ngumpul” didepan rektorat lama, ngebahas reorganisasi teater dipo, saya dari rumah datang dengan harapan yang datang banyak, akan tetapi Mr. x sendiri tak hadir, yg datang hanya wakil, Sigheru. Dan akhirnya mekanisme reorganisasi, sampai pada perihal pemilihan ketua baru, kandidat utama pada saat itu adalah dyah, saya, dan Ana, ketika itu saya pun tak begitu bergairah jika harus menjadi ketua, cos di awal sudah saya sampaikan, saya belum diksar, saya tak banyak mengenal teman2. Tapi keadaan berkata lain, 2 kandidat perempuan tak siap untuk menjadi ketua, saya yang sudah terlanjur bilang siap pun mau gak mau harus menerima keadaan itu, namun aku tak menerima begitu saja, saya minta sebuah alas an yang kongkrit dari tiap orang yang datang pada reorganisasi tsb. Ternyata semua yg datang tak merasa keberatan, memberikan respon positif dan menilai apa yang sudah saya lakukan akhir2 ini sangat bagus. Saat itu mas sigheru bilang “ intinya yang menjalankan teater bukan hanya kamu, tapi semuanya”. Saya pun mengiyakan, oke mas saya siap.
Waktu terus berjalan, awal2 berjalan baik, tapi sejalan dengan waktu kerenggangan terus terjadi, ketika senior yang sangat saya harapkan semakin banyak yang lepas. saya pun mulai berfikir apa yang harus saya lakukan untuk teater dipo, saya pun memakai caraku sendiri, dengan mulai mendekati senior2  yang masih mau dimintai tolong, dan juga sering2 menghadiri pementasan teater, meski saya harus datang menonton sendirian, saat itu pada susah kalau diajak nonton, saya tak tau kenapa? Mungkin saja karena belum tercipta kebersamaan diantara kami, karena saya tak pernah mersa di didik menciptakan kebersamaan, akhirnya ya kebersamaan di antara kami hanya biasa2 saja, hingga sampai diksar 2009, itu pun saya dkk adakan juga buru2 alias yang penting ada kegiatan.
Sebenarnya aku tak mau mengungkit2 masalah yang telah lalu, dan namun hal ini pun perlu juga diketahui teman2 semua selama ini yang aku dkk lakukan hanyalah sebatas kemampuan dan apa yang kami ketahui saja, yaitu asal jalan. Saat itu bagi saya dkk adalah yang penting teater ada kegiatan, ada kebersamaan, di kenal oleh komunitas teater di semarang, ada kekeluargaan dan pastinya bisa pentas. Sedikit demi sedikit teater dipo mulai dikenal oleh teater semarang, sering di undang untuk ngisi kegiatan2, acara2, (baca puisi, Monolog) dll. Saya dan kawan2 tak mampu membuat produksi pada saat itu, hanya bisa produksi kecil2an, yaitu naskah “Para Jahanam” pada tanggal 2 Oktober, persiapan produksi itu pun hanya 1 bulan, dikarenakan demi mengisi acara ulang tahun teater dipo ke-13, hasilnya pun tak sebagus yang di harapkan, tapi 1 produksi itu pun sedikit membuat saya dan kawan2 bangga karena mampu membuat pentas, acara ini cukup ramai, mendapat respon dari temen2 teater semarang dan perlu teman2 ketahui untuk menghasilkan sebuah pementasan teater yang baik itu rata2 persiapan adalah 5-7 bulan proses. Dan yang sangat kami banggakan yaitu kami dapat menghadiri temu teater mahasiswa nusantara di Bogor 18-26 oktober 2010 lalu. Disana pun saya dapat banyak pelajaran yang sangat berharga, keteateran, kekeluargaan, kebersamaan, dll. Dan yang sangat menyedihkan diantara kami, disana timbul rasa kecemburuan diantara kami. Dan yang paling menyedihkan sampai saat ini kami harus kehilangan hubungan satu teman kami, sejak kejadian dan kesalah pahaman di Bogor, ia memutuskan untuk stop dari teater dipo. Ini tentu pelajaran berharga bagi kami untuk bisa menciptakan rasa kebersamaan, kekeluargaan diantara kami.
Sejak saat itu kami mulai mengkoreksi diri, menjadikan teater ini seperti keluarga sendiri, menciptakan kebersamaan, meskipun bnyak tantangan dan sudah banyak yang lepas hanya tinggal beberapa orang saja, bahkan pelaku teater yang ikut andil selama masa kepengurusan saya bisa dihitung. Cuma beberapa orang saja. Saya tetap berfikir positif tak peduli olok2 negatif dari teman2 yang hubungannya mulai renggang buat dipo, bagiku kritik merupakan hal yang positif untuk terus memajukan teater dipo, bagiku hanya ada beberapa orang yang bisa mengerti caraku berorganisasi di teater, tapi itu pun terjadi hanya beberapa bulan menjelang akhir kepengurusan, sebenarnya bisa saja saya melanjutkan periode kepengurusan di dipo setahun lagi, akan tetapi bagiku ketua baru maka ada semangat baru, meski saat itu minim kandidat, cuma ada 2 orang, aku bersyukur ada yang berminat, meskipun awalnya aku dkk kurang yakin, pi dengan terus di dorong rasa memilki dan punya keinginan kuat untuk terus memajukan dipo, maka kami pun terus mensupport ketua baru, n terus berjuang bersama2 memajukan dan mengembangkan teater dipo… 
Thanks banget untuk semua teman2ku yg selalu menyemangati, thanks juga buat saran dan kritiknya selama ini, dyah dan indah jangan bosan dengan saya, cowok2 double tip Fahri, Brepin, Huda, Hanung, anak2 gizi yang selalu menyempatklan waktunya (widi, titis, nadia, vania, bai), juga ana, bayu, mas rintu, , sahabat tercinta Fransiska dan Syarip, cewek2 cenat-cenut Via, Sari, Dita, Muti, Olif, Muti, Refinne, Ratih, Latipul, Berlin, Dila dan lain2nya…        

 Salam Budaya :D   

Tidak ada komentar: