Rawai Dasar
Rawai dasar adalah suatu alat tangkap yang berbentuk tali panjang yang dibentangkan secara horizontal, pada tali panjang diikatkan tali-tali lain yang teratur secara vertikal ada ujung tali vertikal diikatkan mata pancing dan dipasang di dasar perairan dengan bantuan pemberat. Untuk mengetahui adanya alat tangkap di perairan digunakan tanda dengan bantuan pelampung yang dihubungkan oleh tali pelampung. Jenis rawai dasar yang telah umum dikenai berdasarkan jenis ikan tujuan penangkapan adalah rawai kakap dan rawai cucut.
Sumber: Dit PMP, DKP
Kontak: Departemen Kelautan dan Perikanan
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Lantai 9 Tel. (021)3519070 (Hunting) Fax. (021) 3522560 Jakarta
Rawai dasar adalah suatu alat tangkap yang berbentuk tali panjang yang dibentangkan secara horizontal, pada tali panjang diikatkan tali-tali lain yang teratur secara vertikal ada ujung tali vertikal diikatkan mata pancing dan dipasang di dasar perairan dengan bantuan pemberat. Untuk mengetahui adanya alat tangkap di perairan digunakan tanda dengan bantuan pelampung yang dihubungkan oleh tali pelampung. Jenis rawai dasar yang telah umum dikenai berdasarkan jenis ikan tujuan penangkapan adalah rawai kakap dan rawai cucut.
Tali utama (main line) dari bahan PE dengan diameter 3 mm atau PA monofilament dengan diameter 1.2-1.5 mm. Tali cabang (branch line)
dan bahan PA monofilament dengan diameter 1 mm. Pelampung tanda dan
styrofoam atau plastik buatan pabrik. Tali pelampung dan bahan PE dengan
diameter 3-4 mm. Pemberat dan besi atau timah. Tali pemberat dari bahan
PE dengan diameter 2-3 mm. Mata pancing nomor 5, 6, 7 dat bahan baja
yang digalvanis warna perak. Bendera dan tiang bendera dari bambu sepanjang 2-4 m.
Metode pengoperasian
Pengoperasian dilakukan pada saat
matahari terbenam sampai pagi hari. Satu malam dapat dilakukan 2 kali
setting atau lebih tergantung jumlah tangkapan Sebelum dilakukan operasi
penangkapan terlebih dahulu dilakukan persiapan baik di darat maupun di
laut. Persiapan di darat terdiri dari mempersiapkan perbekalan,
perlengkapan alat tangkap, mempersiapkan mesin kapal dan penentuan
daerah penangkapan ikan.
Setting dilakukan dengan
memperhatikan kedalaman, arah arus dan jenis dasar perairan. Hauling
terdiri dari penaikkan pelampung dan pemberat, penaikkan tali utama dan
tali cabang dan mengambil hasil tangkapan pada haluan kapal bagian
kanan. Umpan yang digunakan adalah ikan lemuru (Sandinella spp.). Lama
operasi penangkapan 1 sampai 3 hari tergantung hasil tangkapan.
Daerah penangkapan
Operasi penangkapan dilakukan pada perairan yang memiliki kedalaman 25-60 meter.
Musim penangkapan
Musim puncak penangkapan biasanya
pada bulan Agustus-Oktober, sedangkan masa paceklik biasanya pada bulan
Desember-Februari (musim barat).
Pemeliharaan alat
Pemeliharaan alat tangkap sebaiknya
setelah alat dipakai dicuci dengan air tawar, bagian yang rusak
diperbaiki, dikeringkan di tempat yang tidak kena sinar matahari secara
langsung dan disimpan ditempat yang bersih.
Pengadaan alat dan bahan jaring
Alat dan bahan jaring bisa diperoleh
di semua toko perlengkapan nelayan di lokasi terdekat atau bisa dipesan
dan pabrik janing “PT. Arida†di Cirebon atau “PT Indoneptun†di Ranca ekek Bandung.
Sumber: Dit PMP, DKP
Kontak: Departemen Kelautan dan Perikanan
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Lantai 9 Tel. (021)3519070 (Hunting) Fax. (021) 3522560 Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar